dropdown sederhana

Selasa, 06 Juni 2017

Surat Al-Alaq




1.      Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2.      Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3.       Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4.       yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam
5.      Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
6.       Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas,
7.       karena Dia melihat dirinya serba cukup.
8.      Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali(mu).
9.       bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang,
10.  seorang hamba ketika mengerjakan shalat
11.   bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu berada di atas kebenaran,
12.  atau Dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)?
13.  bagaimana pendapatmu jika orang yang melarang itu mendustakan dan berpaling?
14.   tidaklah Dia mengetahui bahwa Sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya?
15.  ketahuilah, sungguh jika Dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya
16.   (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka.
17.   Maka Biarlah Dia memanggil golongannya (untuk menolongnya),
18.  kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah
19.  sekali-kali jangan, janganlah kamu patuh kepadanya; dan sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).

 Pengertian Surat Al'Alaq
 
Surat Al Alaq terdiri atas 19 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyah. Ayat 1-5 merupakan ayat-ayat Al-Qur’an pertama sekali yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW ketika melakukan berkhalwat (menyepi) di Gua Hira. Surat ini diberi nama “ Al Alaq “ diambil dari perkataan “ Alaq “ yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Yang berarti segumpal darah. Surat ini juga dinamai surat” Iqra “atau “ Al- Qolam”.Pokok-pokok isi kandunga surat Al Ikhlas yaitu ; penegasan tentang kemurnian keesaan Allah SWT. Dan menolak segala macam kemusryikan dan menerangkan bahwa tidak ada sesuatu yang menyamai NYA.


Surah ini adalah surah yang pertama kali turun kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; turun pada awal-awal kenabian ketika Beliau tidak mengetahui apa itu kitab dan apa itu iman, lalu Jibril ‘alaihis salam datang kepada Beliau membawa wahyu dan menyuruh Beliau membaca, ia berkata, “Bacalah”. Dengan terperanjat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab, “Saya tidak dapat membaca.” Beliau lalu direngkuh oleh Malaikat Jibril hingga merasakan kepayahan, lalu dilepaskan sambil disuruh membacanya sekali lagi, “Bacalah.” Tetapi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam masih tetap menjawab, “Aku tidak dapat membaca.” Begitulah keadaan berulang sampai tiga kali, dan pada ketiga kalinya Jibril berkata kepadanya, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan--Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah--Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah--Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam--Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Terj. Al ‘Alaq: 1-5).
2. Yakni yang menciptakan semua makhluk. Pada ayat selanjutnya disebutkan secara khusus manusia di antara sekian ciptaan-Nya.
3. Oleh karena itu, yang telah menciptakan manusia dan memperhatikannya dengan mengurusnya, tentu akan mengaturnya dengan perintah dan larangan, yaitu dengan diutus-Nya rasul dan diturunkan-Nya kitab.
4. Yakni banyak dan luas sifat-Nya, banyak kemuliaan dan ihsan-Nya, luas kepemurahan-Nya, dimana di antara kemurahan-Nya adalah mengajarkan berbagai ilmu kepada manusia.
5. Maksudnya, Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca.
6. Hal itu, karena manusia dikeluarkan-Nya dari perut ibunya dalam keadaan tidak tahu apa-apa, lalu Dia menjadikan untuknya pendengaran, penglihatan dan hati serta memudahkan sebab-sebab ilmu kepadanya. Dia mengajarkan kepadanya Al Qur’an, mengajarkan kepadanya hikmah dan mengajarkan kepadanya dengan perantaraan pena, dimana dengannya terjaga ilmu-ilmu. Maka segala puji bagi Allah yang telah mengaruniakan nikmat-nikmat itu yang tidak dapat mereka balas karena banyaknya. Selanjutnya Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengaruniakan kepada mereka kekayaan dan kelapangan rezeki, akan tetapi manusia karena kebodohan dan kezalimannya ketika merasa dirinya telah cukup, ia malah bertindak melampaui batas dan berbuat zalim serta bersikap sombong terhadap kebenaran seperti yang diterangkan dalam ayat selanjutnya. Ia lupa, bahwa tempat kembalinya adalah kepada Tuhannya, dan tidak takut kepada pembalasan yang akan diberikan kepadanya, bahkan keadaannya sampai meninggalkan petunjuk dengan keinginan sendiri dan mengajak manusia untuk meninggalkannya, dan sampai melarang orang lain menjalankan shalat yang merupakan amal yang paling utama.
7. Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu ia berkata: Abu Jahal berkata, “Apakah (kalian biarkan) Muhammad menaruh wajahnya (bersujud) di tengah-tengah kalian?” Lalu dikatakan, “Ya.” Maka Abu Jahal berkata, “Demi Lata dan ‘Uzza, jika aku melihatnya sedang melakukan hal itu, maka aku akan injak lehernya atau aku lumuri mukanya dengan debu.” Abu Hurairah berkata, “Maka Abu Jahal mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam ketika Beliau sedang shalat karena menyangka akan dapat menginjak leher Beliau. Lalu ia (Abu Jahal) membuat mereka (kawan-kawannya) kaget karena ternyata mundur ke belakang dan menjaga dirinya dengan kedua tangannya. Ia pun ditanya, “Ada apa denganmu?” Abu Jahal berkata, “Sesungguhnya antara aku dengan dia (Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam) ada parit dari api, hal yang menakutkan, dan sayap-sayap.” Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,





Tidak ada komentar:

Posting Komentar